Hari ini 28 Oktober 2019, hari lahirnya Sumpah Pemuda yang
ke 91 Tahun. Upacara Memperingati Sumpah Pemuda di adakan segala instasi. Sejak
1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari
nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui
Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati
peristiwa Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam
sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita
berdirinya negara Indonesia.
Sumpah Pemuda tercetus dalam Kongres Pemuda II tanggal 28
Oktober 1928. Namun dua tahun sebelumnya, seperti diungkap Sudiyo lewat buku
Perhimpunan Indonesia sampai dengan Lahirnya Sumpah Pemuda (1989), telah
dilakukan Kongres Pemuda I mulai tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia
(Jakarta). Kongres Pemuda I atau Kerapatan Besar Pemuda dihadiri oleh
perwakilan dari perhimpunan pemuda/pemudi termasuk Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers,
Jong Bataks Bond, Pemuda Kaum Theosofi, dan masih banyak lagi.
Kongres Pemuda I diakhiri tanpa hasil yang memuaskan bagi
semua pihak lantaran masih adanya perbedaan pandangan. Setelah itu, digelar
lagi beberapa pertemuan demi menemukan kesatuan pemikiran. Maka, disepakati
bahwa Kongres Pemuda II akan segera dilaksanakan.
Kongres Pemuda II dilangsungkan selama dua hari pada 27 dan
28 Oktober 1928 di Batavia. Hari pertama, kongres menempati Gedung Katholikee
Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik, sedangkan kongres di hari kedua
diadakan di Gedung Oost Java (sekarang di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta
Pusat).
Gedung yang nantinya menjadi tempat dibacakannya Sumpah
Pemuda merupakan rumah pondokan atau asrama pelajar/mahasiswa milik seorang
keturunan Tionghoa bernama Sie Kok Liong. Gedung yang terletak di Jalan Kramat
Raya 106, Jakarta Pusat, ini kini diabadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.
Adapun susunan panitia Kongres Pemuda II, seperti yang
dituliskan Ahmad Syafii Maarif melalui buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan
dan Kemanusiaan (2009) adalah sebagai berikut: Ketua: Sugondo Djojopuspito
(PPPI) Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java) Sekretaris: Muhammad Yamin
(Jong Sumatranen Bond) Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond) Pembantu
I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond) Pembantu II: R. Katjasoengkana
(Pemuda Indonesia) Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes) Pembantu IV:
Johannes Leimena (Jong Ambon) Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemuda Kaum
Betawi) Hadir pula Wage Rudolf Supratman yang memainkan lagu Indonesia Raya di
Kongres Pemuda II dengan alunan biolanya. Lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan
untuk pertamakalinya dalam kongres ini oleh Dolly Salim yang tidak lain adalah
putri dari Haji Agus Salim.
Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah
keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan
dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "Tanah Air Indonesia",
"Bangsa Indonesia", dan "Bahasa Indonesia". Keputusan ini
juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "Perkumpulan Kebangsaan
Indonesia" dan agar "disiarkan dalam berbagai surat kabar dan
dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul
dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini
adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada
prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda
ISI SUMPAH PEMUDA
Pertama Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah
darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa
yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Sejarah Sumpah Pemuda dan Isinya
Reviewed by Masih Sekulah
on
October 28, 2019
Rating:
No comments: